29 January 2008

Belajar dari Daud

Salah satu tokoh alkitab favorit saya adalah raja Daud. Dia sangat mengesankan bagi saya karena menurut saya dia memiliki hati yang sungguh lemah lembut dan dekat dengan Bapa. Dia penulis sebagian besar kitab mazmur yang begitu indah dan selalu memberkati saya ketika saya membacanya. Dia juga seorang pemimpin yang luar biasa. Pada awalnya, orang-orang yang dipimpinnya adalah orang-orang yang jahat, orang-orang yang punya hutang dan lain-lain, tapi setelah dipimpin oleh Daud, mereka menjadi pahlawan-pahlawan yang gagah berani (kisah lengkapnya bisa dibaca dikitab Samuel deh). Tuhan begitu mengasihi dia. Di kitab 1 tawarikh 29:28, alkitab menulis tentang akhir hidupnya yang rasanya dicita-citakan oleh semua orang, “kemudian matilah ia pada waktu telah putih rambutnya, lanjut umurnya, penuh kekayaan dan kemuliaan, kemudian naik rajalah Salomo, anaknya menggantikan dia.”

Kali ini saya ingin berbagi tentang bagaimana dia sungguh-sungguh memiliki hati yang lembut dan takut akan Tuhan. Kita tau bagaimana cerita Saul dan Daud. Kita ingat bagaimana Saul begitu membenci Daud ketika dia mulai menyadari kalau orang-orang mulai memuji-muji Daud lebih daripada dia. Banyak kali dia berusaha membunuh Daud bahkan mengejar-ngejar dia, Bahkan, anaknya, Mikhal istri Daud diambilnya kembali untuk dinikahkan kepada orang lain, Palti bin Lais orang dari Galim.

Daud, sebagai seorang menantu, dan juga sebagai kepala prajurit, wajar saja kalau dia juga membenci Saul. Dia bisa saja mengatakan, saya telah bertaruh nyawa untuk berperang baginya, dia seperti seorang ayah bagi saya, tapi mengapa dia memperlakukan ini pada saya? Pada waktu itu, Daud memiliki banyak orang yang mengagumi dia, dan kalau saja Daud mau, bisa saja dia memimpin pemberontakan melawan saul dan menjadi raja.

Akan tetapi hal itu tidak dilakukan Daud, ketika dia dikejar-kejar hendak dibunuh, dia hanya lari. bahkan ada beberapa kali kesempatan bagi Daud untuk membunuh Saul misalnya ketika saul tidur dengan tombak di samping kepalanya, tidak dilakukannya membunuh saul. Ia berkata, “kiranya Tuhan menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN.”

Ketika didengarnya Saul mati ditengah-tengah peperangan, Daud berkabung. Di kitab 2 Samuel 1:11-12 tertulis, “Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul..”

Daud memiliki hati yang lembut dengan sama sekali tidak mendendam kepada Saul dan semua perbuatan Saul kepada kepadanya, dia bahkan tetap menganggap Saul sebagai ayah bagi dia. Dia tidak membalas perbuatan Saul karena bagi dia, dia tidak berhak untuk menyentuh orang yang diurapi oleh Tuhan, dia menghormati apa yang telah Tuhan urapi untuk menjadi raja bagi dia, bagaimanapun jahatnya orang itu.

Pagi ini saya mendapatkan sms dari seorang teman dekat saya, bunyi smsnya demikian, “permohonan ibu siti hardianti rukmana mbak tutut atas nama semua anak cucu mantan presiden Soeharto mohon pengampunan beliau pada masa-masa yang lalu. Sebarkan.”
Yah, saya menyebarkannya, bukan melalui sms, tapi melalui post saya hari ini. saya tidak tau jelas apa saja yang telah dilakukan oleh pak Harto semasa menjabat sehingga dihujat oleh beberapa orang. Mungkin saja beliau melakukan hal-hal yang telah menyakiti orang-orang tersebut. Mungkin saja dia pernah memerintah dengan lalim dst..dst.., akan tetapi, bukankah kita seharusnya memiliki hati seperti Daud, mengampuni pak Harto? Bukankah dia juga adalah bapak kita, orang yang dipilih oleh Tuhan sendiri untuk memimpin kita dahulu paling tidak selama 32 tahun?

Marilah kita memiliki hati seperti Daud, hati yang lembut, yang memiliki penundukan diri dan pengampunan yang luar biasa sehingga kita juga diberkati seperti Daud diberkati

1 samuel 18:14 “Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab Tuhan menyertai dia.”

28 January 2008

God Will Make a Way




God will make a way
Where there seems to be no way
He works in ways we cannot see
He will make a way for me
He will be my guide
Hold me closely to His side
With love and strenght for each new day
He will make a way

25 January 2008

Jadilah Tenang

Sibuk-sibuk..
Rasanya begitu banyak kerjaan yang belum diselesaikan dan menuntut untuk segera diselesaikan.
Yang mana harus dikerjakan dulu?
Yang mana yang mendesak?
Yang mana yang tidak boleh terlupakan?
Yang mana yang berdampak paling besar kalau dikit aja telat dikerjakan?
Knapa tiba-tiba begitu banyak kerjaan yang harus diselesaikan?
bingung..bingung.
makin dipikirkan makin bingung
Seorang sahabat memberikan nasihat yang alkitabiah
“…sekarang yang paling penting kamu harus tenang supaya kamu bisa bekerja, sama seperti saat kamu tenang supaya bisa berdoa…”
Aku berusaha untuk tenang dan yap, aku bisa mulai merunut apa saja yang harus dikerjakan dulu dan kemudian mengerjakan semuanya dengan baik dan tepat waktu!
I thank God kalau Firman Tuhan yang mengajarkan untuk tetap tenang. Dan aku juga mengucap syukur Dia memberikan aku sahabat yang selalu mendukung aku

1 Petrus 4:7 “..karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa..”