Belum lama ini aku main the sims university. Seru juga animasinya. Aku baru belajar main the sims sama Andi.
Yang belum tau game the sims, ya kita tuh ngatur orang-orangan yang kita bisa pilih sendiri bentuk wajahnya gimana, warna kulitnya, matanya, pakaiannya, bahkan rumah beserta accesorisnya. Kita juga yang suruh dia mandi, buang air, kerja, dll. Pokoknya seru juga. Aku jadi ingat waktu kecil aku doyan main “pensil-pensilan” ya itu, aku menganggap pensil-pensilku itu orang-orang yang aku jalanin. Aku pake kotak pensilku sebagai tempat tidurnya, buku sebagai lantainya dan macem-macem lagi barang yang ada dirumah yang kuimaginasikan sebagai apa aja yang aku suka deh pokoknya. Nah the sims ini rasanya versi digitalnya deh.
Yang menarik dari the sims ini, orang/orang-orangan yang kita jalanin ini punya cita-cita dalam hidupnya. Misalnya jadi sangat ahli dalam tujuh kemampuan. Trus, tiap kali kita mainin dia untuk belajar dan meraih satu poin, aspirasinya naik bisa golden atau platinum yang berarti moodnya jadi naik alias dia jadi bahagia deh.
Aku jadi ingat diri sendiri. Ingat aku yang lagi belajar masak. Tiap kali aku berhasil masak satu jenis makanan, rasanya semangatku bertambah. Rasanya aspirasiku bertambah kayak orang-orangan the sims hihihi gak tau ngaco apa ndak, tapi aku sangat senang. Gak tau apakah ini ada hubungannya dengan cita-cita hidupku? Rasanya ya. Eit, jangan salah tanggap dulu. Cita-citaku bukan jadi koki, loh. Tapi cita-citaku ya bisa melayani keluargaku, bisa jadi berkat, nah. Bisa serve makanan kan salah satu dari itu. Jadi bener, kan kalau aku bahagia sekali tiap kali aku berhasil belajar masak? Heheh. Anyway, semua ini berkat suamiku juga, makasih ya honey, sudah memberikan aku semangat dengan memakan dengan lahap semua masakanku yang entah enak apa ndak… you are my insprirasion, you are my aspirasion