09 February 2011

Curhat


kejadian penyerangan dan pembunuhan terhadap pemeluk ahmadiah dan pembakaran gereja di Temenggung barusan seperti membuka mata saya akan sikap pemerintah terhadap kaum minoritas dan jujur, saya merasa takut... siapa yang akan jadi korban berikutnya? takut indonesia seperti apa yang akan kita berikan berikutnya kepada generasi selanjutnya?

beberapa hari ini saya berduka... mungkin agak terlambat.. karena sebenarnya ini semua hanyalah seperti bom waktu yang bisa saja meledak kapan saja dan di mana saja...

mengapa saya berkata begitu?


banyak yang berkata, ah ini mungkin ada teori konsiprasi, ada orang-orang dengan kekuasaan yang sangat besar yang menggerakkan orang-orang itu. well, mungkin saja benar atau mungkin juga tidak saya tidak tahu... namun yang pasti... orang-orang yang melempar itu, orang-orang yang membakar itu, orang-orang yang membunuh itu... adalah orang-orang yang bangga dengan apa yang mereka lakukan!! mereka tidak merasa bersalah..:( kenapa mereka bisa seperti itu?

karena ada suatu kebiasaan dari masyarakat kita yang dinamakan dengan "main hakim sendiri". kejadian di banten dan di Temanggung adalah skala yang lebih besar dari kejadian sehari-hari yang kita lihat di masyarakat misalnya, menggebuki rame-reme maling ayam. Budaya main hakim sendiri awalnya dibiarkan, bahkan cenderung dibanggakan dan tentu saja ini membahayakan..

mengapa budaya main hakim sendiri bisa berkembang? ya karena hukum tidak ditegakkan. karena aparat hanya bekerja kalau ada uang... Ada yang bilang, keadilan bukan untuk dicari dinegeri ini, tapi dibeli.. hmmmm...

kalau ini keadaan ini terus terjadi, pihak-pihak tidak bertanggung-jawab bisa saja mengambil keuntungan. kapan saja mereka mau, mereka bisa memprovokasi rakyat yang tidak tidak mendapat keadilan dan o ya, mereka juga kebanyakan tidak berpendidikan apalagi kemudian mereka juga dikasi bumbu-bumbu dengan dalih agama...

saya bermimpi Indonesia bebas dari korupsi, hukumnya adil, rakyatnya terdidik dan makmur... apalah mimpi saya itu terlalu tinggi... semoga tidak.