06 May 2006

ketika kita mengerti, kita pasti cinta!

Cerita tentang Noel adalah cerita tentang pikiran seorang balita terhadap orang tuanya (baca post sebelumnya). Ketika kita sudah mulai beranjak dewasa, kita mulai mengerti mengapa orang tua kita begitu terhadap kita, dan mengapa ada begitu banyak larangan yang ditetapkan oleh mereka dalam hidup kita. kita mengerti bahwa semua untuk kebaikan kita. Bahkan, mungkin kita begitu mengucap syukur pada orang tua kita atas ‘larangan-larangan’ mereka, bahkan disiplin yang pernah mereka terapkan dalam hidup kita sejak kita kecil. Kita tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jikalau kita hanya dibiarkan saja melakukan apa saja yang kita mau.

Demikian juga kita dengan Tuhan (again! Hehe), ketika kita mulai beranjak dewasa secara rohani, kita tidak lagi berpikir firmanNya itu susah atau membosankan. Sebaliknya, hati kita bersyukur atas ketetapan-ketetapanNya, dan mencari kehendakNya dalam kehidupan kita. itu semua terjadi karena kita tahu sekarang, betapa FirmanNya melindungi kita senantisa, bahkan menjadi guide kita dalam menjalani hidup kita. Kalau sudah begitu, bagaimana mungkin kita tidak mencintai FirmanNya?

Berikut ini adalah sebagian dari ungkapan cinta Daud akan Firman Tuhan yang saya kutip dari kitab mazmur pasal 119

(33) Perlihatkanlah kepadaku ya Tuhan, petunjuk ketetapan-ketetapanMu, aku hendak memegangnya hingga sampai saat terakhir

(35) Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintahMu, sebab aku menyukainya

(40a) Sesungguhnya aku rindu kepada titah-titahMu

(47) Aku hendak bergemar dalam perintah-perintahMu yang kucintai itu

(59) Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahklan kakiku menuju peringatan-peringatanMu.

(66) Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintahMu

(72) Taurat yang Kau sampaikan adalah baik bagiku, lebih daripada ribuan keping emas dan perak

(81-83) Habis jiwaku merindukan keselamatan daripadaMu, aku berharap kepada FirmanMu. Habis mataku merindukan janjiMu; aku berkata “bilakah Engkau akan menghiburkan aku?”

(97) Betapa kucintai TauratMu! Aku merenungkannya sepanjang hari

(101) Betapa manisnya janjiMu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku

(105) FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku

(140) JanjiMu sangat teruji, dan hambaMu mencintainya

(149) Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janjiMu

(172) Biarlah lidahku menyanyikan janjiMu sebab segala perintahMu itu benar

No comments: