Hampir semua dari kita pernah mendengar curhat dari orang lain. Entah itu dari sahabat kita atau orang yang dekat dengan kita. Apalagi kalo kita tipe pendengar yang baik, bisa-bisa bukan cuman sahabat aja, tapi semua orang kalo liat kita bawaannya pengen curhat aja!! hehe
Kebanyakan sih, curhat itu isinya keluhan, de el el..Well, pernah gak waktu kita mendengar curhat gitu, kita juga ikut terbawa-bawa? Maksudnya, kita juga jadi ikutan marah mendengar mereka yang disakiti oleh orang tertentu. Rasanya bisa ya, apalagi kalo curhatnya intensive gitu trus yang curhat itu orang yang kita sayang… wah, kalo dia kecewa, bisa-bisa kita juga kecewa.
Saya pernah mengalami hal seperti itu. Saya juga ikutan kecewa sama orang yang ‘katanya’ menyakiti sahabat saya itu. Saya berpikir bahwa dia memang seperti yang sahabat saya katakan. Perlakuan saya ke orang itupun akhirnya terpengaruh dengan pandangan saya. Padahal orang itu sama sekali tidak pernah menyakiti saya.
Suatu waktu, sahabat saya akhirnya baikan kembali dengan orang itu, dan berlaku seperti biasa lagi. Saya yang sudah kecewa terheran-heran. Akhirnya saya mengerti, bahwa sebenarnya saya tidak menjaga hati saya. Saya membiarkan diri saya ikut dalam kekecewaan orang lain, dan bertobat karenanya.
Sejak saat itu, saya memutuskan untuk hati-hati dalam mendengar. Jangan sampai saya terbawa-bawa dalam kekecewaan orang lain. Kalau seseorang kecewa, bawaannya memang akan menjelek-jelekkan orang lain padahal hal itu belum tentu seperti yang ceritakannya.
So, apakah itu berarti kita gak boleh mendengarkan curhat dari sahabat kita? tentu saja kita masih boleh! Bahkan mendengarkan itu penting sekali. Mendengarkan itu adalah sarana untuk mengerti orang lain, untuk membangun hubungan. Akan tetapi, jagalah hatimu kalau mendengarkan curhat. Jadilah netral, berpikirlah yang logis… J
Kebanyakan sih, curhat itu isinya keluhan, de el el..Well, pernah gak waktu kita mendengar curhat gitu, kita juga ikut terbawa-bawa? Maksudnya, kita juga jadi ikutan marah mendengar mereka yang disakiti oleh orang tertentu. Rasanya bisa ya, apalagi kalo curhatnya intensive gitu trus yang curhat itu orang yang kita sayang… wah, kalo dia kecewa, bisa-bisa kita juga kecewa.
Saya pernah mengalami hal seperti itu. Saya juga ikutan kecewa sama orang yang ‘katanya’ menyakiti sahabat saya itu. Saya berpikir bahwa dia memang seperti yang sahabat saya katakan. Perlakuan saya ke orang itupun akhirnya terpengaruh dengan pandangan saya. Padahal orang itu sama sekali tidak pernah menyakiti saya.
Suatu waktu, sahabat saya akhirnya baikan kembali dengan orang itu, dan berlaku seperti biasa lagi. Saya yang sudah kecewa terheran-heran. Akhirnya saya mengerti, bahwa sebenarnya saya tidak menjaga hati saya. Saya membiarkan diri saya ikut dalam kekecewaan orang lain, dan bertobat karenanya.
Sejak saat itu, saya memutuskan untuk hati-hati dalam mendengar. Jangan sampai saya terbawa-bawa dalam kekecewaan orang lain. Kalau seseorang kecewa, bawaannya memang akan menjelek-jelekkan orang lain padahal hal itu belum tentu seperti yang ceritakannya.
So, apakah itu berarti kita gak boleh mendengarkan curhat dari sahabat kita? tentu saja kita masih boleh! Bahkan mendengarkan itu penting sekali. Mendengarkan itu adalah sarana untuk mengerti orang lain, untuk membangun hubungan. Akan tetapi, jagalah hatimu kalau mendengarkan curhat. Jadilah netral, berpikirlah yang logis… J
No comments:
Post a Comment