29 June 2006

Pilihlah yang berdampak paling besar

Saya pernah membaca blog seseorang tentang memilih hal yang dikerjakan dahulu. Penulisnya mengatakan, kalau ada beberapa pilihan untuk dilakukan, pilihlah yang berdampak paling besar. Awalnya saya tidak mengerti dengan apa yang dia maksudkan. Akan tetapi beberapa hari yang lalu saya mengalami sesuatu yang membuat saya mengerti apa yang dimaksud dengan penulis blog tersebut.

Sudah sepuluh hari ini papa dan mama saya ke luar kota dan itu berarti saya sendirian dan bertanggung jawab penuh atas rumah dan toko. Suatu sore pulang toko, ketika saya lagi benar-bener ndak enak badan, saya diperhadapkan dengan beberapa pilihan yang menurut saya agak sulit pada saat itu. 1. minum obat dan segera tidur. 2. menyiapkan nota-nota buat keberangkatan mobil besok (ini menjadi pilihan utama saya pada awalnya karena saya terbiasa menyelesaikan semua kerjaan saya hari itu agar besok tidak ada kerjaan yang tertinggal, apalagi pemuatan akan dilakukan besok pagi-pagi sekali, jadi saya tidak punya waktu mengerjakan nota sebelum pemuatan kalau malam itu saya tidak mengerjakannya juga) 3. Pergi ke gereja dan berdoa karena hari itu adalah jadwal untuk berdoa bersama bagi bangsa (it took one hour).

Pada saat kebingungan itu, saya teringat akan isi tulisan dari blog itu. Kalau anda dihadapkan pada pilihan akan apa yang harus ada lakukan, pilihlah yang berdampak paling besar. Akhirnya pada malam itu saya memutuskan untuk tetap ke gereja dan berdoa juga karena menurut saya itu adalah hal yang berdampak paling besar (our nation needs prayer; there is power in prayer apalagi doa bersama, disana kita bisa bersepakat bersama). Pulang dari gereja saya langung minum obat dan tidur, kerena menurut saya kesehatan saya sangat penting. Kalau saya benar-bener sakit dan tidak bisa bangun dari tempat tidur, tentu saja itu berarti toko saya tidak buka dan itu berarti kerugian ;) dan tentang menyiapkan nota-nota, saya mendelegasikan pada karyawan saya (even itu berarti kadang hasilnya tidak sesuai dengan keinginan saya dan saya tetap saja harus mengoreksinya, tapi paling tidak saya tidak mengerjakannya semua dan membuat dia belajar sesuatu yang baru).

Saya merasa sangat senang dengan keputusan saya tadi. Pertama karena saya tetap saja bisa berdoa bersama jemaat untuk bangsa ( I believe our prayer means something for our nation) Kedua saya mendapatkan istirahat yang cukup dan sembuh pada esok harinya dan bisa bekerja lebih efektif dibanding kalau saya tetap saja mengerjakan nota sampai malam. Ketiga, saya belajar untuk mendelegasikan tugas dan membuat karyawan saya mendapatkan suatu hal yang baru. Jadi, ya menurut pengalaman saya, nasehat untuk mengambil keputusan melakukan hal yang memberikan dampak paling besar sungguh merupakan nasehat yang baik.

No comments: